Thursday, May 16, 2013

"topeng"

SIAPA yang pernah memakai topeng?mungkin beberapa dari kalian pernah, entah itu pada saat taman kanak-kanak, sekolah dasar, ketika acara karnaval, atau acara seleberasi, apapun itu, aku anggap kalian pernah menggunakan topeng. Sebelumnya aku tekankan bahwa tulisan ini hanyalah bersifat subyektif dari sisi penulis yang hanya ingin menumpahkan isi otak yang kadang (sering) kali tidak berguna.
sumber: http://hackerzx.files.wordpress.com

              Ketika menggunakan sebuah topeng, baik itu topeng penuh maupun topeng yang hanya menutupi sebagian dari wajah, biasanya,sih,yang disisakan bagian mulut, ah, apapun itu, yang ingin aku sampaikan adalah perasaan kita saat menggunakan alat yang dulu aku pikir sangat tidak penting. Apa sebenarnya fungsi dari topeng ini?
                Menunjukkan sosok lain, atau menyembunyikan sosok asli. Mungkin ini tujuan dari si pengguna topeng. Entah itu untuk tujuan apa, tapi menggunakan topeng memang lumayan untuk dijadikan jalan pintas ketika kita ingin menampilkan “sosok” kita yang lain. Untuk kepentingan apapun, untuk penyembunyian identitas, sampai hanya sekedar untuk kesenangan, topeng memang terbukti efektif.
                Ada yang menggelitik ketika aku secara tidak sengaja iseng untuk sengaja menggunakan otak yang seringkali hanya digunakan untuk iseng, baik itu sengaja maupun tidak sengaja. Ternyata dalam keseharian, topeng ini selalu kita gunakan. eLoh? Kok bisa? Bisa. Oleh karena itu , dengarkan aku terlebih dahulu. “Topeng“ yang aku maksudkan disini bukan lagi bentuk fisik topeng dalam wujud apapun, entah bentuk pahlawan fisik, tokoh horror, atau topeng berbentuk kepala spongebob yang aku tahu, spongebob tidak punya kepala..

                Seorang anak SD lupa mengerjakan PR karena semalam terlalu asik bermain petak umpet bersama teman-teman sebayanya, sampai larut malam baru memasuki rumahnya. Itupun jika ibunya yang hanya memakai baju daster memanggilnya dari pagar rumah sambil setengah berteriak. Alhasil, anak ini kebingungan setengah mati keesokan harinya. Ingin mengerjakan pagi harinya, rasanya mustahil membuat replica perumahan dari sebuah kardus hanya dalam beberapa jam. Ingin bolos, baru teringat, dia sudah bolos tiga hari berturut-turut hari sebelumnya. Akhirnya, dengan terpaksa dia memutuskan untuk memasang wajah melas dan mengatakan bahwa semalam ibundanya sakit dan dengan terpaksa lagi dia harus ikut merawatnya. Sang guru memaklumi.

                Studi kasus diatas hanya sedikit dari berjuta contoh kasus lain yang menggunakan “topeng” dengan alasan yang sama dengan topeng. “Topeng” yang seperti ini memang melibatkan keahlian diri dalam memanipulasi otak untuk memposisikan diri dalam kondisi atau kepribadian tertentu.
                Tapi ada yang lucu dari kegiatan ber”topeng” ini. Dalam kondisi kita terlalu banyak dan sering menggunakan “topeng”, ternyata efek yang diberikan cukup aneh dalam arti negatif. Kita jadi lupa diri kita ini sebenarnya yang mana. Yang kemarin, kemarin lusa, yang ketika bertemu pimpinan, dosen, teman atau ketika bertemu pacar? Efeknya yang ternyata membuat kita kebingungan sendiri sampai-sampai membuat pusing tujuh belas seratus tiga puluh empat ribu keliling ketika ingin kembali ke sosok kita yang sebenarnya, sungguh memuakkan. Serasa lebih buruk dari seekor bunglon yang  ternyata masih ingat “topeng” aslinya.
                Beberapa kali melontarkan pernyataan demikian ke beberapa teman, ternyata jawabannya beragam, tidak ada yang benar” pasti, semua benar, dan ternyata, semua juga salah. Ketika semua sudah suntuk menemui jalan buntu, kesana-kemari mencari jawaban dan, tentu saja masih dengan menggunakan beragam “topeng”, ternyata yang bisa menjawab hanya “topeng” itu sendiri.

Semua itu aku, semua itu kamu, itu memang benar, sekaligus salah.

Manapun yang kamu, aku pakai, itu adalah kamu, dan aku.

Aku representasi dari kamu. Itu yang hakiki.

Dan kamu representasi dari aku. Itu yang pasti.

Meskipun kamu berselingkuh dariku. Tak apa, karena aku masih bersamamu.

Ketika kamu merasa nyaman, disitu ada aku.

Dan ketika aku merasa nyaman, kamu akan menggunakanku.

Itu-lah “Topeng”mu, dan “Topeng“ku.
-Ipank -

2 comments:

  1. Topengku gak iso dan gak glm dicepot, sial...

    ReplyDelete
  2. coba di ampelas mungkin bisa copot/rusak bang.. :)

    ReplyDelete