SIAPA yang pernah memakai topeng?mungkin beberapa dari kalian pernah,
entah itu pada saat taman kanak-kanak, sekolah dasar, ketika acara karnaval,
atau acara seleberasi, apapun itu, aku anggap kalian pernah menggunakan topeng.
Sebelumnya aku tekankan bahwa tulisan ini hanyalah bersifat subyektif dari sisi
penulis yang hanya ingin menumpahkan isi otak yang kadang (sering) kali tidak
berguna.
![]() |
sumber: http://hackerzx.files.wordpress.com |
Ketika
menggunakan sebuah topeng, baik itu topeng penuh maupun topeng yang hanya
menutupi sebagian dari wajah, biasanya,sih,yang
disisakan bagian mulut, ah, apapun itu, yang ingin aku sampaikan adalah
perasaan kita saat menggunakan alat yang dulu aku pikir sangat tidak penting. Apa sebenarnya fungsi dari topeng ini?
Menunjukkan
sosok lain, atau menyembunyikan sosok asli. Mungkin ini tujuan dari si pengguna
topeng. Entah itu untuk tujuan apa, tapi menggunakan topeng memang lumayan
untuk dijadikan jalan pintas ketika kita ingin menampilkan “sosok” kita yang
lain. Untuk kepentingan apapun, untuk penyembunyian identitas, sampai hanya
sekedar untuk kesenangan, topeng memang terbukti efektif.
Ada
yang menggelitik ketika aku secara tidak sengaja iseng untuk sengaja
menggunakan otak yang seringkali hanya digunakan untuk iseng, baik itu sengaja
maupun tidak sengaja. Ternyata dalam keseharian, topeng ini selalu kita
gunakan. eLoh? Kok bisa? Bisa. Oleh karena
itu , dengarkan aku terlebih dahulu. “Topeng“ yang aku maksudkan disini bukan
lagi bentuk fisik topeng dalam wujud apapun, entah bentuk pahlawan fisik, tokoh
horror, atau topeng berbentuk kepala spongebob
yang aku tahu, spongebob tidak punya kepala..
Seorang anak SD lupa mengerjakan PR karena
semalam terlalu asik bermain petak umpet bersama teman-teman sebayanya, sampai
larut malam baru memasuki rumahnya. Itupun jika ibunya yang hanya memakai baju
daster memanggilnya dari pagar rumah sambil setengah berteriak. Alhasil, anak
ini kebingungan setengah mati keesokan harinya. Ingin mengerjakan pagi harinya,
rasanya mustahil membuat replica perumahan dari sebuah kardus hanya dalam
beberapa jam. Ingin bolos, baru teringat, dia sudah bolos tiga hari
berturut-turut hari sebelumnya. Akhirnya, dengan terpaksa dia memutuskan untuk
memasang wajah melas dan mengatakan bahwa semalam ibundanya sakit dan dengan
terpaksa lagi dia harus ikut merawatnya. Sang guru memaklumi.
Studi
kasus diatas hanya sedikit dari berjuta contoh kasus lain yang menggunakan “topeng”
dengan alasan yang sama dengan topeng. “Topeng” yang seperti ini memang
melibatkan keahlian diri dalam memanipulasi otak untuk memposisikan diri dalam
kondisi atau kepribadian tertentu.
Tapi
ada yang lucu dari kegiatan ber”topeng” ini. Dalam kondisi kita terlalu banyak
dan sering menggunakan “topeng”, ternyata efek yang diberikan cukup aneh dalam
arti negatif. Kita jadi lupa diri kita ini sebenarnya yang mana. Yang kemarin,
kemarin lusa, yang ketika bertemu pimpinan, dosen, teman atau ketika bertemu
pacar? Efeknya yang ternyata membuat kita kebingungan sendiri sampai-sampai
membuat pusing tujuh belas seratus tiga puluh empat ribu keliling ketika ingin
kembali ke sosok kita yang sebenarnya, sungguh memuakkan. Serasa lebih buruk
dari seekor bunglon yang ternyata masih
ingat “topeng” aslinya.
Beberapa
kali melontarkan pernyataan demikian ke beberapa teman, ternyata jawabannya
beragam, tidak ada yang benar” pasti, semua benar, dan ternyata, semua juga
salah. Ketika semua sudah suntuk menemui jalan buntu, kesana-kemari mencari
jawaban dan, tentu saja masih dengan menggunakan beragam “topeng”, ternyata
yang bisa menjawab hanya “topeng” itu sendiri.
Semua itu aku, semua itu kamu, itu memang benar, sekaligus salah.
Manapun yang kamu, aku pakai, itu adalah kamu, dan aku.
Aku representasi dari kamu. Itu yang hakiki.
Dan kamu representasi dari aku. Itu yang pasti.
Meskipun kamu berselingkuh dariku. Tak apa, karena aku masih bersamamu.
Ketika kamu merasa nyaman, disitu ada aku.
Dan ketika aku merasa nyaman, kamu akan menggunakanku.
Itu-lah “Topeng”mu, dan “Topeng“ku.
-Ipank -
Topengku gak iso dan gak glm dicepot, sial...
ReplyDeletecoba di ampelas mungkin bisa copot/rusak bang.. :)
ReplyDelete